Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran)
yang disebut suara. Dalam keadaan biasa, getaran dapat mencapai indera
pendengaran yaitu telinga melalui udara. Ketika kita mendengar, ternyata ada
objek atau benda yang bergetar, misalnya senar gitar yang bergetar ketika
dipetik, dan bedug atau drum yang dipukul.
Gambar anatomi telinga manusia
Gelombang bunyi yang masuk ke telinga luar akan menggetarkan gendang
telinga. Getaran-getaran tersebut diterima oleh syaraf auditorius atau receptor pendengar dan selanjutnya
dikirim ke otak. Pada sistem pendengaran, telinga akan mengubah energi
gelombang menjadi impuls saraf yang diterjemahkan oleh otak sebagai suara. Musik, pembicaraan, atau bunyi
berisik di lingkungan sekitar dapat kamu dengar karena adanya reseptor sensorik
yang merupakan sel-sel rambut, suatu tipe fonoreseptor. Fonoreseptor merupakan
reseptor penerima bunyi atau suara yang ada di organ telinga, yang akan
menghantarkan impuls ke otak. Sebelum mencapai ke sel-sel rambut ini, gelombang
akan diubah oleh beberapa struktur yang ada di telinga.
A.
Indra Pendengaran pada Manusia
Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga
luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Bunyi yang terdengar oleh telinga kita
memerlukan medium. Jadi, kita tidak dapat mendengar di ruang hampa udara. Telinga
luar dan telinga tengah terisi oleh udara dan rongga telinga dalam terisi oleh
cairan limfa sebagai medium untuk merambatkan bunyi.
Struktur dan fungsi bagian pada telinga
Bagian penyusun telinga
|
Fungsi
|
Bagian luar
a. Daun telinga
b. Saluran telinga (menghasilkan minyak serumen)
|
§ Mengumpulkan gelombang suara ke saluran telinga.
§ Menangkap debu yang masuk ke saluran telinga.
§ Mencegah hewan berukuran kecil masuk ke dalam telinga.
|
Bagian tengah
a. Gendang telinga/membran timpani
b. Tulang telinga (maleus/ martil, inkus/landasan, stapes/sanggurdi)
c. Saluran eustachius
|
§ Menangkap gelombang suara dan mengubahnya menjadi getaran yang
diteruskan ke tulang telinga.
§ Meneruskan getaran dari gendang telinga ke rumah siput.
§ Menghubungkan ruang telinga tengah dengan rongga mulut (faring)
berfungsi untuk menjaga tekanan udara antara telinga tengah dengan saluran di
telinga luar agar seimbang. Tekanan udara yang terlalu tinggi atau rendah
disalurkan ke telinga luar dan akan mengakibatkan gendang telinga tertekan
kuat sehingga dapat sobek.
|
Bagian dalam
a. Rumah siput (koklea)
|
§ Koklea merupakan saluran berbentuk spiral yang menyerupai rumah
siput. Di dalam koklea terdapat adanya organ korti yang merupakan
fonoreseptor. Organ korti berisi ribuan sel rambut yang peka terhadap tekanan
getaran. Getaran akan diubah menjadi impuls syaraf di dalam sel rambut
tersebut dan kemudian diteruskan oleh syaraf ke otak.
|
b. Saluran gelang (labirin)
|
§ Terdiri atas saluran setengah lingkaran (semisirkularis) yang
berfungsi untuk mengetahui posisi tubuh (alat keseimbangan)
|
1. Getaran
Semua benda
akan bergetar apabila diberi gangguan. Benda yang bergetar ada yang dapat
terlihat secara kasat mata karena simpangan yang diberikan besar, ada pula yang
tidak dapat dilihat karena simpangannya kecil. Benda dapat dikatakan bergetar
jika benda bergerak bolak-balik secara teratur melalui titik kesetimbangan. Orang
yang berjalan bolak-balik tidak disebut bergetar karena belum tentu melalui
titik kesetimbangan.
Sebuah bandul
sederhana mula-mula diam pada kedudukan O (kedudukan setimbang). Bandul
tersebut ditarik ke kedudukan A (diberi simpangan kecil). Pada saat benda
dilepas dari kedudukan A, bandul akan bergerak bolak-balik secara teratur
A-OB-O-A dan gerak bolak balik ini disebut satu getaran. Salah satu ciri dari
getaran adalah adanya amplitudo (simpangan terbesar). Jarak OA atau OB
merupakan amplitudo.
Waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh satu kali getaran disebut periode getar yang
dilambangkan dengan T. Banyaknya getaran dalam satu sekon disebut frekuensi
(f). Satuan periode adalah sekon dan satuan frekuensi adalah getaran per sekon
atau disebut dengan Hertz (Hz).
a. Gelombang
Pada saat kamu
memukul panci di dekat plastik yang diatasnya ditaruh segenggam beras, maka
beras akan bergetar. Hal itu terjadi karena energi getaran yang dihasilkan dari
pukulan panci akan merambat sehingga menyebabkan plastik ikut bergerak. Energi
getaran akan merambat dalam bentuk gelombang. Pada perambatan gelombang yang
merambat adalah energi, sedangkan zat perantaranya tidak ikut merambat (hanya
ikut bergetar). Seperti pada saat kita mendengar getaran akan merambat dalam
bentuk gelombang yang membawa sejumlah energi, sehingga sampai ke saraf yang
menghubungkan ke otak kita.
Berdasarkan energinya,
gelombang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gelombang mekanik dan
gelombang elektromagnetik. Perambatan gelombang mekanik memerlukan medium,
misal gelombang tali, gelombang air, dan gelombang bunyi. Perambatan gelombang
elektromagnetik tidak memerlukan medium, misal
gelombang radio, gelombang cahaya, dan gelombang radar. Berdasarkan arah rambat dan arah getarannya, gelombang dibedakan
menjadi gelombang transversal dan gelombang longitudinal.
1.
Gelombang Transversal
gambar Grafik simpangan terhadap arah rambat
Ketika tali
diberi simpangan, tali akan bergetar dengan arah getaran ke atas dan ke bawah.
Pada tali, gelombang merambat tegak lurus dengan arah getarnya. Bentukan
seperti ini disebut gelombang transversal. Contoh lain gelombang transversal
ada pada permukaan air dan gelombang cahaya. Panjang gelombang transversal sama
dengan jarak satu bukit gelombang dan satu lembah gelombang (a-b-c-d-e pada
Gambar). Panjang satu gelombang dilambangkan dengan λ (dibaca lamda) dengan satuan meter. Simpangan terbesar dari
gelombang itu disebut amplitudo (bb’
atau dd’ pada Gambar). Dasar gelombang terletak pada titik terendah gelombang,
yaitu d dan h, dan puncak gelombang terletak pada titik tertinggi yaitu b dan
f. Lengkungan c-d-e dan g-h-i merupakan lembah gelombang. Lengkungan a-b-c dan
e-f-g merupakan bukit gelombang.
Waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang disebut periode gelombang, satuannya sekon (s) dan dilambangkan dengan T. Jumlah gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon disebut frekuensi gelombang. Lambang untuk frekuensi adalah f dan satuannya Hertz (Hz). Gelombang yang merambat dari ujung satu ke ujung yang lain memiliki kecepatan tertentu, dengan menempuh jarak tertentu dalam waktu tertentu pula.
2. Gelombang longitudal
Gelombang
longitudinal dapat diamati pada slinki atau pegas yang diletakkan di atas
lantai. Ketika slinki digerakkan maju-mundur secara terus-menerus, akan terjadi
gelombang yang merambat pada slinki dan membentuk pola rapatan dan
regangan.Gelombang longitudinal memiliki arah rambat yang sejajar dengan arah
getarannya.
gambar rapatan
dan regangan pada gelombang longitudinal
Contoh
gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi. Satu gelombang longitudinal
terdiri atas satu rapatan dan satu regangan.
Seperti halnya
pada gelombang transversal, waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu gelombang
pada gelombang longitudinal disebut periode
gelombang dengan satuan sekon (s) dan dilambangkan dengan
T. Jumlah gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon disebut frekuensi gelombang. Lambang untuk
frekuensi adalah f dengan satuannya hertz (Hz).
3. Hubungan antara
Panjang Gelombang, Frekuensi, Cepat Rambat, dan Periode Gelombang
Walaupun
guntur dan cahaya kilat muncul dalam waktu yang bersamaan, cahaya kilat lebih
dahulu muncul karena cahaya merambat jauh lebih cepat daripada bunyi. Cahaya
merambat dengan kecepatan 3 x 108 ms-1, sedangkan bunyi hanya merambat dengan
kecepatan 300 ms-1. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v, dengan satuan
ms-1. Kecepatan adalah perpindahan dibagi waktu, atau dapat dirumuskan sebagai
berikut.
Jika gelombang itu menempuh jarak satu panjang
gelombang (λ), maka waktu tempuhnya adalah periode gelombang itu (T), sehingga
rumus di atas dapat ditulis
Karena T= 1/f, dengan mengganti T pada rumus
kecepatan itu, maka cepat rambat gelombang dapat dirumuskan sebagai berikut.
Dalam
medium yang sama, cepat rambat gelombang adalah tetap. Misalnya cepat rambat gelombang pada tali adalah 12 m/s, dengan frekuensi gelombang
4 Hz, maka panjang gelombangnya adalah 3 m ( = 3 m). Namun jika frekuensi
diperbesar menjadi 6 Hz, maka panjang gelombangnya menjadi 2 m ( = 2 m).
4. Pemantulan gelombang
Pemantulan gelombang adalah peristiwa membaliknya
gelombang setelah mengenai penghalang. Seperti gelombang tali, gelombang yang
mencapai ujung akan memberikan gaya ke atas pada penopang yang ada di ujung,
sehingga penopang memberikan gaya yang sama tetapi berlawanan arah ke bawah
pada tali. Gaya ke bawah pada tali inilah yang membangkitkan gelombang pantulan
yang terbalik.
2. Bunyi
Bunyi
merupakan gelombang longitudinal yang merambatkan energi gelombang di udara
sampai terdengar oleh reseptor pendengar. Bunyi dihasilkan oleh benda benda
yang bergetar. Contoh: Bunyi garpu tala menuju telinga dihantarkan oleh rapatan
dan regangan partikel-partikel udara. Pada waktu bunyi keluar dari garpu tala,
langsung akan menumbuk molekul-molekul udara. Molekul udara ini akan menumbuk
udara disebelahnya yang mengakibatkan terjadinya rapatan dan regangan demikian
seterusnya sampai ke telinga. Molekul udara tidak berpindah, tetapi hanya
merapat dan meregang. Bunyi sampai telinga karena merambat dalam bentuk
gelombang. Gelombang yang tersusun dari rapatan dan regangan adalah gelombang
longitudinal. Tanpa adanya medium atau zat perantara, bunyi tak dapat merambat.
Hal ini mengakibatkan bunyi termasuk jenis gelombang mekanik. Begitu pula
ketika kita mendengar bunyi akan dirambatkan ke telinga kita melalui udara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bunyi dapat terdengar bila ada 1) sumber bunyi,
2) medium/zat perantara, dan 3) alat penerima/pendengar.
Ahli
fisika bernama Miller melakukan percobaan untuk mengukur kecepatan bunyi di
udara dengan menembakkan peluru sebagai sumber bunyi dan meletakkan detektor
pada jarak tertentu. Kecepatan bunyi tergantung pada temperatur. Semakin rendah
suhu lingkungan semakin besar kecepatan bunyi. Selain dipengaruhi oleh suhu,
cepat rambat bunyi di udara juga dipengaruhi oleh medium.
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibagi menjadi tiga, yaitu infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik. Bunyi infrasonik memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi infrasonik hanya mampu didengar oleh hewan-hewan tertentu seperti jangkrik dan anjing. Bunyi yang memiliki frekuensi 20 - 20.000 Hz disebut audiosonik. Manusia dapat mendengar bunyi hanya pada kisaran ini. Bunyi dengan frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Kelelawar, lumba-lumba, dan anjing adalah contoh hewan yang dapat mendengar bunyi ultrasonik. Anjing adalah salah satu contoh hewan yang mampu menangkap bunyi infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik (hingga 40.000 Hz). Anjing akan terbangun jika mendengar langkah kaki manusia walaupun sangat pelan.
Selain anjing,
kelelawar juga mampu memanfaatkan bunyi dengan baik. Pada malam hari, mata
kelelawar mengalami disfungsi (pelemahan fungsi). Kelelawar menggunakan indera
pendengarannya untuk "melihat". Kelelawar mengeluarkan bunyi
ultrasonik sebanyak mungkin. Kemudian, kelelawar mendengarkan bunyi pantul
tersebut untuk mengetahui letak suatu benda dengan tepat, sehingga kelelawar
mampu terbang dalam keadaan gelap tanpa menabrak benda-benda disekitarnya.
Mekanisme untuk memahami keadaan lingkungan dengan bantuan bunyi pantul ini
sering disebut dengan sistem ekolokasi.
b. Karakteristik bunyi
setiap
gelombang bunyi memiliki frekuensi dan amplitudo yang berbeda meskipun perambatannya
terjadi pada medium yang sama.
1) Tinggi rendah dan kuat lemah bunyi
Pada orang
dewasa, suara perempuan akan lebih tinggi dibandingkan suara laki-laki. Pita
suara laki-laki yang bentuknya lebih panjang dan berat, mengakibatkan laki-laki
memiliki nada dasar sebesar 125 Hz, sedangkan perempuan memiliki nada dasar
satu oktaf (dua kali lipat) lebih tinggi, yaitu sekitar 250 Hz. Bunyi dengan
frekuensi tinggi akan menyebabkan telinga sakit dan nyeri karena gendang
telinga ikut bergetar lebih cepat. Tinggi rendahnya nada ini ditentukan
frekuensi bunyi tersebut. Semakin besar frekuensi bunyi, akan semakin tinggi nadanya.
Sebaliknya, jika frekuensi bunyi rendah maka nada akan semakin rendah. Kuat
lemahnya suara ditentukan oleh amplitudonya.
bunyi yang
terdengar pada gitar dapat menghasilkan nada yang berbedabeda. Faktor faktornya
yaitu:
· Panjang senar, semakin panjang senar, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
· Tegangan senar, semakin besar tegangan senar, semakin tinggi
frekuensi yang dihasilkan.
· Luas penampang senar, semakin kecil penampang senar, semakin tinggi
frekuensi yang dihasilkan.
2) Nada
Bunyi musik
akan lebih enak didengarkan karena bunyi musik memiliki frekuensi getaran
teratur yang disebut nada, sebaliknya bunyi yang memiliki frekuensi yang tidak teratur disebut desah.
Beberapa deret nada yang berlaku standar
Deret nada :
c d e f g a b c
Baca :
do re mi fa sol la si do
Frekuensi : 264 297 330 352 396 440 495 528
Perbandingan :
24 27 30 32 36 40 45 48
3) Warna atau kualitas bunyi
Setiap musik
akan mengeluarkan suara yang khas. Suara yang khas ini disebut kualitas bunyi
atau yang sering disebut timbre. Begitu pula pada manusia, juga memiliki kualitas bunyi yang
berbeda-beda, ada yang memiliki suara merdu atau serak.
4) Resonasi
Ikut
bergetarnya udara yang ada di dalam kentongan setelah dipukul mengakibatkan bunyi
kentongan terdengar semakin keras. Hal inilah yang disebut resonansi. Resonansi
dapat terjadi pada kolom udara. Bunyi akan terdengar kuat ketika panjang kolom
udara mencapai kelipatan ganjil dari ¼ panjang gelombang (λ) bunyi. Resonansi
kolom udara ternyata telah dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai alat musik,
antara lain pada gamelan, alat musik pukul, alat musik tiup, dan alat musik
petik/ gesek.
Ketika kita
berbicara, kita dapat mengatur suara menjadi lebih tinggi atau rendah. Organ
yang berperan dalam pengaturan terjadinya suara adalah pita suara dan kotak
suara yang berupa pipa pendek. Pada saat kita berbicara pita suara akan
bergetar, Getaran itu diperkuat oleh udara dalam kotak suara yang beresonansi
dengan pita suara pada frekuensi yang sama. Akibatnya, amplitudo lebih besar
sehingga kita dapat mendengar suara yang nyaring. Telinga manusia memiliki
selaput tipis. Selaput itu mudah sekali bergetar apabila di luar terdapat
sumber getar meskipun frekuensinya tidak sama dengan selaput gendang telinga. Selaput
tipis sangat mudah beresonansi, sehingga sumber getar yang frekuensinya lebih kecil
atau lebih besar dengan mudah menyebabkan selaput tipis ikut bergetar. Prinsip
kerja resonansi digunakan manusia karena memiliki beberapa keuntungan, misal
dapat memperkuat bunyi asli untuk berbagai alat musik. Selain itu, ada dampak yang
merugikan dari efek resonansi, yaitu bunyi ledakan bom dapat memecahkan kaca walaupuan
kaca tidak terkena langsung bom, bunyi gemuruh yang dihasilkan oleh guntur beresonansi
dengan kaca jendela rumah sehingga bergetar dan dapat mengakibatkan kaca jendela
pecah, serta bunyi kendaraan yang lewat di depan rumah dapat menggetarkan kaca
jendela rumah.
5) Pemantulan bunyi
ketika berada
di ruang tertutup suara terdengar lebih keras daripada di ruang terbuka. jika
kita berteriak pada tebing seperti ada yang meniru suara kita. Hal ini karena
suara dipantulkan.
6) Macam-macam bunyi pantul
a) Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Apabila kita berbicara di dalam ruangan kecil,
suara yang terdengar akan lebih keras dibandingkan dengan berbicara di ruang
terbuka, misalnya di lapangan. Hal ini disebabkan jarak sumber bunyi dan
dinding pemantul berdekatan sehingga selang waktu antara bunyi asli dan bunyi
pantul sangat kecil. Antar bunyi akan terdengar bersamaan dengan bunyi asli dan
bunyi asli terdengar lebih keras tetapi tidak jelas.
b) Gaung atau kerdam
Jika kamu mengucapkan suatu kata dalam ruang
gedung yang luas, kamu akan mendengar kata tersebut kurang jelas. Bunyi seperti
ini disebut gaung atau kerdam, misalnya ketika kamu mengucapkan fisika.
Bunyi asli :
Fi – si – ka
Bunyi pantul :
........Fi.... si..... ka
Bunyi yang terdengar jelas :
Fi .....................ka
Jadi, gaung
atau kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian terdengar bersama sama dengan
bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Untuk menghindari
terjadinya gaung, pada dinding ruangan yang besar harus dilengkapi peredam
suara. Peredam suara terbuat dari bahan karet busa, karton tebal, karpet, dan
bahan-bahan lain yang bersifat lunak. Biasanya bahan-bahan tersebut sering kita
jumpai di gedung bioskop, studio TV atau radio, aula, dan studio rekaman.
c) Gema
Apabila kamu berteriak di lereng gunung atau
lapangan terbuka, maka kamu akan mendengar bunyi pantul yang persis sama
seperti bunyi asli dan akan terdengar setelah bunyi asli. Hal ini terjadi
karena bunyi yang datang ke dinding tebing dan bunyi yang dipantulkannya
memerlukan waktu untuk merambat. Jadi, gema adalah bunyi pantul yang terdengar
sesudah bunyi asli.
B. Mekanisme Proses Mendengar pada
Manusia
Proses mendengar pada manusia melalui beberapa
tahap. Tahap tersebut diawali dari lubang telinga yang menerima gelombang dari
sumber suara. Gelombang suara yang masuk ke dalam lubang telinga akan
menggetarkan gendang telinga (yang disebut membran timpani). Getaran membran
timpani ditransmisikan melintasi telinga tengah melalui tiga tulang kecil, yang
terdiri atas tulang martil, landasan, dan sanggurdi. Telinga tengah dihubungkan
ke faring oleh tabung eustachius. Getaran dari tulang sanggurdi ditransmisikan
ke telinga dalam melalui membran jendela oval ke koklea. Koklea merupakan suatu
tabung yang bergulung seperti rumah siput. Koklea berisi cairan limfa. Getaran
dari jendela oval ditransmisikan ke dalam cairan limfa dalam ruangan koklea. Di
bagian dalam ruangan koklea terdapat organ korti. Organ korti berisi carian
selsel rambut yang sangat peka. Inilah reseptor getaran yang sebenarnya.
Sel-sel rambut ini akan bergerak ketika ada getaran di dalam koklea, sehingga
menstimulasi getaran yang diteruskan oleh saraf auditori ke otak.
C. Sistem Sonar dan Pemanfaatanya
1. Sistem sonar
Anjing sering menggerakkan telinga ketika
melakukan pelacakan atau berburu. Beberapa mamalia akan menggunakan daun
telinga mereka untuk mengarahkan suara ke dalam saluran pendengarannya. Sistem
ini disebut sistem sonar yaitu sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat
dalam melakukan pergerakan dengan deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik).
Sonar atau Sound Navigation and Ranging merupakan suatu metode penggunaan gelombang ultrasonik untuk menaksir
ukuran, bentuk, dan kedalaman benda benda.
Daun telinga
membantu hewan untuk menentukan arah dari mana suara tersebut datang dan akan
dapat mendeteksi suara samar.
Untuk terbang
dan berburu, kelelawar akan memanfaatkan bunyi yang frekuensinya tinggi,
kemudian mendengarkan gema yang dihasilkan. Pada saat kelelawar mendengarkan
gema, kelelawar tidak dapat mendengar suara lain selain dari yang
dipancarkannya sendiri. Lebar frekuensi yang mampu didengar oleh makhluk ini
sangat sempit, yang lazimnya menjadi hambatan besar untuk hewan ini karena
adanya Efek Doppler. Berdasarkan Efek Doppler, jika sumber bunyi dan penerima suara
keduanya tak bergerak (jika
dibandingkan dengan benda lain), maka penerima akan menentukan frekuensi yang sama dengan yang dipancarkan oleh
sumber suara. Akan tetapi, jika salah satunya bergerak, frekuensi yang diterima akan berbeda dengan yang
dipancarkan. Dalam hal ini, frekuensi
suara yang dipantulkan dapat jatuh ke wilayah frekuensi yang tidak dapat didengar oleh kelelawar. Dengan demikian,
kelelawar tentu akan menghadapi masalah karena tidak dapat mendengar gema suaranya dari lalat yang sedang
bergerak. Berdasarkan kenyataan, kelelawar dapat menyesuaikan frekuensi suara
yang dikirimkannya terhadap benda bergerak seolah sang kelelawar telah memahami
Efek Doppler. Misalnya, kelelawar mengirimkan suara berfrekuensi tertinggi
terhadap lalat yang bergerak menjauh sehingga pantulannya tidak hilang dalam
wilayah tak terdengar dari rentang suara. Kelelawar akan dapat mendengar dan
menentukan posisi dari berbagai benda yang ada di sekitarnya. Sistem ini juga
dimiliki oleh lumba-lumba dan paus.
Lumba-lumba
mempunyai sistem yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan menerima rangsangan,
yaitu sistem sonar. Sistem ini berguna untuk mengindera benda benda di lautan,
mencari makan, dan berkomunikasi. Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada
di atas kepalanya. Tepat di bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil
berisi udara. Dengan mengalirkan udara melalui kantung-kantung ini, lumba-lumba
menghasilkan bunyi dengan frekuensi tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai
cermin akustik yang memfokuskan bunyi yang dihasilkan gumpalan kecil jaringan
lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan. Kemudian, bunyi ini
dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus. Gelombang bunyi
lumba-lumba segera memantul kembali bila membentur suatu benda. Pantulan
gelombang bunyi tersebut ditangkap di bagian rahang bawahnya yang disebut
“jendela akustik”. Dari bagian tersebut, informasi bunyi diteruskan ke telinga bagian
tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan. Pantulan bunyi dari
sekelilingnya memberi informasi rinci tentang jarak benda-benda dari mereka,
ukuran dan pergerakannya. Dengan cara tersebut, lumba-lumba mengetahui lokasi
mangsanya. Lumba-lumba juga mampu saling berkirim pesan walaupun terpisahkan
oleh jarak lebih dari 220 km. Lumbalumba berkomunikasi untuk menemukan pasangan
dan saling mengingatkan akan bahaya.
2. Pemanfaatan sistem sonar
Konsep sonar pada saat ekolokasi kelelawar
memanfaatkan gelombang ultrasonik. Berikut beberapa pemanfaatan gelombang
ultrasonik pada kehidupan manusia.
a) Gelombang ultrasonik dimanfaatkan untuk mengamati janin bayi dalam
kandungan, yang dikenal dengan ultrasonografi (USG). Alat ini akan memancarkan
berkas ultrasonik ke rahim ibu hamil, kemudian melacak perubahan frekuensi bunyi
mantul dari jantung yang berdenyut dan darah yang beredar. Pancaran pendek dari
ultrasonik akan menghasilkan gambar penampang badan manusia. Denyut yang
menabrak janin dan tulang belakang akan terpantul. Komputer menyimpan intensitas
setiap denyut dan waktu arah gemanya. Berdasarkan data, komputer akan
menghitung kedalaman dan lokasi setiap benda yang menghasilkan gema, lalu menampilkan
titik cerah pada monitor.
b) Gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit pada
manusia, seperti mendeteksi adanya kista pada ovarium.
c) Gelombang ultrasonik juga digunakan untuk menentukan kedalaman dasar
lautan yang diperoleh dengan cara memancarkan bunyi ke dalam air. Gelombang
bunyi akan merambat menurut garis lurus hingga mengenai sebuah penghalang,
misalnya dasar laut. Ketika gelombang bunyi itu mengenai penghalang, sebagian
gelombang itu akan dipantulkan kembali ke kapal sebagai gema. Waktu yang
dibutuhkan gelombang bunyi untuk bergerak turun ke dasar dan kembali ke atas
diukur dengan cermat.
Cara mengukur kedalaman laut :
Dengan:
s = kedalaman lautan,
v = kecepatan gelombang ultrasonik, dan
t = waktu tiba gelombang ultrasonik.
Alat pada kapal
yang disebut transduser akan mengubah sinyal listrik menjadi gelombang
ultrasonik yang dipancarkan ke dasar laut. Pantulan dari gelombang tersebut
akan menimbulkan efek gema (echo) dan akan dipantulkan kembali ke kapal dan ditangkap oleh alat
detektor. Sistem penerima pada kapal akan melakukan penghitungan mengenai jarak
obyek. Dengan cara tersebut, manusia tidak perlu bersusah payah dalam mengukur
kedalaman laut. Proses pengukuran kedalaman laut meniru proses lumba-lumba
dalam mencari mangsanya.
Mksh,,,sdh sangat membantu (y)
BalasHapus